Museum Nasional terletak di Jalan Medan Merdeka Barat No. 12, Jakarta Pusat, Jakarta, Indonesia.
Pada tahun 1862, Museum Nasional dibangun oleh Pemerintah Belanda dibawah pimpinan Gubernur Jendral JCM Radermacher dan baru diresmikan pada tahun 1868 serta dibuka untuk umum.
Secara institusi museum ini sudah lahir pada tahun 1778 saat pembentukan perkumpulan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) oleh pemerintah Belanda, yang merupakan lembaga independen, yang didirikan untuk tujuan memajukan penelitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang-bidang ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan, etnologi dan sejarah, serta menerbitkan hasil penelitian. Lembaga ini mempunyai semboyan Ten Nutte van het Algemeen (Untuk Kepentingan Masyarakat Umum). Sebagai respon dari terbentuknya perkumpulan ini maka dibangunlah Museum ini pada tahun 1862.
Pada tahun 1871, Raja Chulalongkorn dari Thailand pada saat berkunjung ke museum memberikan hadiah sebuah patung gajah perunggu kepada Museum Nasional dan diletakkan di halaman depan museum, maka dari semenjak itu Museum Nasional dikenal sebagai Museum Gajah. Museum ini kadang-kala juga disebut Gedung Arca, karena di dalam gedung banyak tersimpan berbagai jenis dan bentuk arca yang berasal dari berbagai periode.
Pada tahun 1923, perkumpulan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen memperoleh gelar Koninklijk karena jasanya dalam bidang ilmiah dan proyek pemerintah sehingga namanya menjadi Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen.
Pada tanggal 26 Januari 1950, Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen mengalami perubahan nama dalam bahasa Indonesia yaitu berganti nama menjadi “Lembaga Kebudayaan Indonesia”. Perubahan ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan kondisi waktu itu dan juga untuk menyesuaikan dengan semboyan barunya yaitu Memajukan Ilmu-Ilmu Kebudayaan Yang Berfaedah Untuk Meningkatkan Pengetahuan Tentang Kepulauan Indonesia Dan Negeri-Negeri Sekitarnya. Kemudian, mengingat pentingnya peranan museum ini bagi Bangsa dan Negara Indonesia, maka pada tanggal 17 September 1962 Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan pengelolaan museum ini kepada Pemerintah Indonesia, yang kemudian menjadi Museum Pusat. Pada tahun 1979, Museum Pusat ditingkatkan statusnya menjadi Museum Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, No.092/0/1979 tertanggal 28 Mei 1979.
Museum Nasional mempunyai koleksi yang terlengkap di Indonesia, pada tahun 2006 jumlah koleksinya sudah melebihi 140.000 buah yang terdiri atas 7 jenis koleksi yaitu prasejarah, arkeologi, keramik, numismatik-heraldik, sejarah, etnografi dan geografi.
Museum Nasional banyak mengkoleksi benda-benda kuno dari seluruh Nusantara, antara lain yang termasuk koleksi adalah arca-arca kuna, prasasti, benda-benda kuna lainnya dan barang-barang kerajinan.
Sumber koleksi banyak berasal dari penggalian arkeologis, hibah kolektor sejak masa Hindia Belanda dan pembelian. Koleksi keramik dan koleksi etnografi Indonesia di museum ini terbanyak dan terlengkap di dunia. Museum ini merupakan museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara.
Fasilitas Yang Tersedia
Terdapat toko cinderamata, kantin makanan dan minuman, parkir kendaraan.
Waktu Kunjungan
Museum Nasional dibuka untuk pengunjung:
Dari pukul 08.00 WIB - pukul 16.00 WIB pada hari Selasa, Rabu, Kamis dan Jum'at
Dari pukul 08.00 WIB - pukul 17.00 WIB pada hari Sabtu dan Minggu.
Museum Nasional ditutup untuk umum setiap hari Senin dan Hari Besar Nasional/ Keagamaan. Untuk Ruang Khasanah Emas ditutup satu jam sebelum waktu tutup museum.