16 Desember 2008

Candi Prambanan Sebuah Keagungan Budaya

Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang adalah merupakan salah-satu peninggalan budaya di Indonesia. Secara administratif kawasan candi ini berada diperbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Letaknya yang berada ditepi jalan raya Yogya – Solo dan berjarak ± 17 km arah timur laut dari pusat kota Yogyakarta menjadikan Candi Prambanan mudah untuk dikunjungi oleh para wisatawan baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Banyak turis yang datang ke Candi Prambanan pada malam hari untuk melihat Sendratari Ramayana yang romantis sekali. Pagelaran Sendratari Ramayana ini diadakan di plataran terbuka Candi Prambanan selama bulan mei sampai bulan oktober pada saat bulan purnama yang dimulai pada pukul 19.00 – 21.00 WIB.

Candi Prambanan merupakan peninggalan agama Hindu yang terbesar di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang dibangun pada abad ke-9 oleh raja-raja wangsa Sanjaya pada masa pemerintahan dua raja yaitu Raja Rakai Pikatan dan Raja Rakai Balitung. Candi ini mempunyai ketinggian mencapai 47 meter dengan bentuknya yang menyerupai gunungan pada wayang kulit.

Agama Hindu mengenal ajaran Tri Murti yang terdiri dari 3 (tiga) Dewa, yaitu Dewa Brahma sebagai Sang Pencipta, Dewa Wisnu sebagai Sang Pemelihara dan Dewa Siwa sebagai Sang Perusak. Candi Prambanan merupakan Candi Siwa karena bilik utama dari candi induknya ditempati oleh Dewa Siwa. Candi induk ini berada ditengah-tengah Candi Wisnu dan Candi Brahma.

Komplek Candi Prambanan mempunyai 3 (tiga) halaman yaitu halaman pertama, halaman tengah dan halaman luar.

Halaman Pertama berbentuk bujursangkar dengan panjang sisi-sisinya 110 meter.
Dihalaman pertama/ utama ini terdapat 3 (tiga) candi utama yaitu Candi Wisnu (sebelah utara Candi Siwa), Candi Siwa (ditengah sebagai candi induk) dan Candi Brahma (sebelah selatan Candi Siwa). Ketiga candi utama ini menghadap ke timur dan setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang berhadapan dengan masing-masing candi utama dan menghadap ke barat.
Candi-candi pendamping ini masing-masing berisi patung kendaraan ketiga dewa tersebut.
Adapun nama-nama kendaraan tersebut adalah:
Patung Garuda sebagai kendaraan Dewa Wisnu, patung lembu yang bernama Nandi adalah kendaraan Dewa Siwa dan patung Angsa adalah kendaraan Dewa Brahma.
Selain itu masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir dan 4 candi sudut/ patok.
Candi Siwa adalah bangunan yang paling tinggi dan mempunyai 4 ruangan yang terdiri dari satu ruangan utama yang berisi arca Siwa dan 3 ruangan lainnya yang masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa) , Agastya (guru Siwa) dan Ganesha (putra Siwa). Dalam legenda rakyat arca Durga ini disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang. Adapun legenda rakyat tersebut diceritakan sebagai berikut:

Alkisah, di jaman dahulu hiduplah seorang lelaki yang bernama Bandung Bondowoso dan mempunyai kesaktian. Bandung Bondowoso jatuh cinta dengan seorang putri yang bernama Roro Jonggrang, tetapi sayang cinta Bandung Bondowoso bertepuk sebelah tangan karena Roro Jonggrang tidak mencintai Bandung Bondowoso. Suatu hari Bandung Bondowoso menyatakan keinginannya untuk mempersunting Roro Jonggrang dan Roro Jonggrang mau menikah dengan Bandung Bondowoso dengan syarat Bandung Bondowoso harus membuatkan candi dengan 1000 arca didalamnya hanya dalam waktu satu malam, permintaan ini disanggupi oleh Bandung Bondowoso. Ketika Roro Jonggrang mengetahui Bandung Bondowoso hampir menyelesaikan pekerjaannya Roro Jonggrang merasa cemas, lalu dicarikanlah akal untuk menggagalkan pekerjaan Bandung Bondowoso tersebut. Roro Jonggrang meminta warga desa untuk melakukan kegiatan seolah-olah hari sudah pagi yaitu dengan melakukan kegiatan menumbuk padi, membuat api besar, membangunkan ayam jago agar berkokok dan hal-hal lainnya agar suasananya tercipta seperti pagi hari. Siasat Roro Jonggrang tersebut berhasil dan akhirnya Bandung Bondowoso menghentikan pekerjaannya dan masih kurang satu arca yang belum dibuat. Mengetahui ternyata Roro Jonggrang melakukan kecurangan maka marah besarlah Bandung Bondowoso, lalu dikutuklah Roro Jonggrang untuk menjadi arca yang ke 1000 untuk melengkapi arca yang baru selesai 999 arca. Demikianlah alkisahnya.

Halaman Tengah berbentuk bujursangkar dengan panjang sisi-sisinya 222 meter dan letaknya lebih rendah dari halaman pertama. Pada halaman ini terdapat 224 buah candi perwara yang disusun atas 4 deret dengan perbandingan jumlah 68, 60, 52 dan 44 candi.

Halaman Luar berbentuk bujursangkar dengan panjang sisi-sisinya 390 meter.

Dimasa sekarang, Candi Prambanan adalah sebuah obyek wisata yang dapat dikunjungi dan dikagumi keindahannya. Pengunjung dapat berkunjung setiap hari ke Candi Prambanan mulai dari jam 06.00 WIB – 17.30 WIB.